• Home
  • Contact
Drossophyla
  • Home
  • Kesehatan
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Lirik Lagu
Home » Not Label » Sejarah Kuda Kuningan

Sejarah Kuda Kuningan


‘Kecil-kecil Kuda Kuningan’, ini adalah motto Kabupaten Kuningan yang sampai saat ini masih akrab didengar oleh seluruh warga masyarakat Kabupaten Kuningan. Kuda Windu menjadi bagian sejarah yang tak terpisahkan dari sejarah Kabupaten Kuningan. Kuda perang ini menjadi ikon yang terlihat di setiap gapura pemerintahan hingga logo seragam. Namun, kuda perang ini kini hanya tinggal kenangan, yang tersisa adalah kuda-kuda penarik delman.
Menelusuri Kuningan, mencari jejak kuda perang Windu, bukan hal mudah. Meski dalam data Dinas Pertanian Kabupaten Kuningan disebutkan populasi kuda mencapai 605 ekor, semua kuda itu adalah kuda delman yang tidak diternakkan di Kuningan.

Wawan (35), salah seorang sesepuh kusir yang tinggal di Lebak Kardin, Kecamatan Kuningan, Kabupaten Kuningan, mengakui, kuda merupakan sarana transportasi utama di kota Kuningan sejak ia lahir. Ia sendiri sudah memulai menarik delman sejak tahun 1971. "Zaman saya dulu, delman ada di mana-mana. Mungkin jumlahnya ribuan. Jalanan kota yang naik turun membuat delman menjadi alat transportasi yang paling mungkin saat itu," katanya kepada KN dikediamannya, jumat lalu.
Kuda di Kuningan kata Wawan, selama ini hanya diperuntukkan sebagai penarik delman. Hanya sesekali kuda itu digunakan sebagai kuda pacuan. "Biasanya setiap tahun ada balapan kuda. Pesertanya, ya, kami-kami ini," kata Wawan, kusir kuda yang pernah memenangi lomba pacuan kuda di Kuningan.
Selain untuk pacuan masih kata Wawan, kuda pun masih digunakan dalam setiap penyelenggaraan saptonan. Saptonan merupakan adu ketangkasan menunggang kuda bagi para tumenggung atau pejabat kerajaan pada zaman dulu. Dalam permainan ini para pejabat itu menunggang kuda sambil menombak air di dalam ember yang digantung pada dua tiang bambu. Pemenangnya adalah yang bisa menjatuhkan air dalam ember dengan tombak.
“Hingga saat ini saptonan masih dilangsungkan setiap tahun, tetapi dilakukan oleh pejabat di kabupaten. Kuda yang digunakan biasanya adalah kuda sewaan dari para kusir,"tukasnya.
Kuda perang
Menurut sejarah, kuda Kuningan pada abad XV dikenal sebagai kuda perang. Tidak banyak buku sejarah yang menceritakan keberadaan kuda di Kuningan. Dr Edi Ekadjati (alm) dalam bukunya, Sejarah Kuningan menceritakan, dari Prasejarah hingga terbentuknya Kabupaten, kuda peliharaan Dipati Ewangga, panglima pasukan di Kuningan, yakni Si Windu, merupakan kuda perang yang tangguh meski berbadan kecil.
Dalam dokumen riwayat singkat hari jadi kota Kuningan juga disebutkan, Windu ikut dalam perjalanan perang Adipati Kuningan guna bertempur untuk Kerajaan Cirebon menundukkan Galuh.
Windu ikut pula berperang dan mendirikan pemerintahan Wiralodra di Indramayu. Bersama dengan Cirebon, pasukan Kuningan ini juga menggempur Sunda Kelapa dan turut mendirikan pemerintahan Jayakarta. Setelah itu, tidak ada lagi yang menuliskan tentang kuda Kuningan dan penerusnya.
Sumber : http://kuningannews.com/wisata/tentang/budaya/1546-kuda-kuningan-tinggal-kenangan.html
Agus Ramdani
1 Comment
Monday, April 30, 2012
Tweet
Sejarah Kuda Kuningan Drossophyla
Published: 2012-04-30T13:33:00+07:00
Title:Sejarah Kuda Kuningan
Rating: 5 On 22 reviews

Related Articles

1 komentar :

  1. rfy kuninganTuesday, July 24, 2018 at 11:07:00 AM GMT+7

    This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
    Replies
      Reply
Add comment
Load more...

Newer Older Home
Universitas Gunadarma

Popular Post

  • English Letter Business 2
    This function and definition about inquiry letter, complaint letter, application letter, order letter and memo letter. 1. Inquiry Letters ...
  • Lirik Yank
    Yank .. Coba kau jujur padaku Yank .. Foto siapa di dompetmu Yank .. Kok kamu diam begitu Sayang jawab atau aku pergi sayang Aku tak...
Budayakan Internet Sehat,Aman dan Nyaman